Nizzami Xcqc

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Buat beberapa musisi, iTunes adalah kebangkitan industri musik yang sempat terpuruk sementara buat yang lain, gagasan mendiang Steve Jobs ini tak beda dengan vampir. Pete Townshend berharap iTunes bisa memberikan bantuan pada para musisi, bukan mengeruk keuntungan dari hasil karya mereka.

Pete Townshend mengritik iTunes lantaran situs ini mengambil komisi cukup besar untuk penjualan musik secara online. "[iTunes] tidak bisa menyediakan beberapa aspek dari layanannya pada para artis yang karyanya 'diisap' seperti vampir digital," ujar gitaris The Who ini seperti dikutip dari Contact Music.

Lebih jauh Pete Townshend juga mengritik file-sharing ilegal sebagai bentuk pengerusakan hak cipta. "Kata 'sharing' kan artinya memberikan sesuatu yang telah kita miliki, atau buat, atau bayar kan?" ungkap Pete lagi.

Pastinya Pete Townshend hanyalah sebagian dari musisi yang merasa dirugikan oleh internet dan kemajuan teknologi. Bjork yang sempat mengalami keputusasaan akibat munculnya internet justru malah berusaha mengakrabi fenomena baru ini. "Hang on, teknologi bukan musuh dunia musik. Mungkin ini terjadi karena kita membiarkan para pebisnis menentukan model distribusi musik," ungkap Bjork saat itu.

Di saat yang sama, Coldplay juga memuji langkah Steve Jobs saat meluncurkan iTunes. "Dia [Steve Jobs] adalah seorang pelopor dan orang yang telah banyak membantu kami. Waktu kami baru mulai dulu, dia sudah banyak memberikan bantuan," ujar Will Champion, drummer Coldplay. (kpl/cmc/roc)